Sungai Landak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sungai Landak
Lokasi
NegaraIndonesia
Ciri-ciri fisik
Muara sungaiKapuas, Kota Pontianak
Debit air 
 - rata-rata... m³/s
Luas DASDAS: 1.0981,971 km²

Sungai Landak adalah sebuah sungai di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Sungai Landak juga merupakan anak sungai Kapuas. Sungai ini mengalir dari utara ke arah barat daya Pulau Kalimantan dan sebagian besar melintasi wilayah Kabupaten Landak. Sungai Landak melintasi tiga kabupaten / kota yakni Kabupaten Landak, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak. Hulu Sungai Landak berada di Pegunungan Niut perbatasan Kabupaten Landak dengan Kabupaten Bengkayang tepatnya dari lereng timur Gunung Nyiut (1.701 Mdpl) di Desa Tengon Pelaik. Sedangkan hilir Sungai Landak ada di Sungai Kapuas yang masuk ke wilayah administratif Kota Pontianak.

Anak Sungai[sunting | sunting sumber]

Sungai Landak merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dengan bagian besar DAS tersendiri yakni Sub-DAS Landak seluas 1.0981,971 km². Anak Sungai Landak diantaranya:

  • Sungai Dange
  • Sungai Bentuang
  • Sungai Pade
  • Sungai Dait
  • Sungai Behe
  • Sungai Menyuke
  • Sungai Belentian
  • Sungai Bentawan
  • Sungai Naya
  • Sungai Sibuah
  • Sungai Sampas
  • Sungai Sengah
  • Sungai Sambe
  • Sungai Sepatah
  • Sungai Ambawang

Geologi[sunting | sunting sumber]

Sungai Landak dan anak sungainya berada di dalam Zona C, yaitu Daerah Kontinen Dataran Sunda . Kondisi Zona C di Provinsi Kalimantan Barat kurang stabil karena tidak mengalami Diastrofisma Tersier. Sungai Landak juga memotong lipatan berarah barat - timur yang berkembang di wilayah ini. Di bagian hulu sungai ini sedikit berjeram dengan susunan batuan diantaranya batuan gunung api Niut yang terbentuk atas berbagai struktur batuan, yaitu Plistosen–plistosen, kapur dan Intrusif serta Plutonik Basa. Kemudian batuan Formasi Pedawan dan Formasi Kayan. Dibagian tengah hingga hilir diisi oleh Batupasir Landak, sedikit granit laur dan semakin ke hilir merupakan sebaran endapan aluvial.

Asal Usul[sunting | sunting sumber]

Menurut legenda nama sungai ini berdasarkan berdasarkan hewan landak. Menurut cerita rakyat yang berkembang dahulu ada seorang petani miskin yang menemukan patung landak emas di sebuah danau. Patung landak emas tersebut bisa mengabulkan semua keinginan sang petani hingga ia kaya. Suatu hari patung landak emas tersebut dicuri. Pencuri itu mencuri agar permintaannya yakni memberikan air kepada desanya yang sedang dilanda kekeringan. Setelah mengusap patung dan mengucapkan kalimat permintaan, munculan air dari mulut patung tersebut. Namun air yang keluar tak kunjung berhenti meski air sudah dirasa cukup. Tak bisa mengentikan laju air, penduduk tunggang langgang menyelamatkan diri ketempat tinggi. Hingga akhirnya desa tersebut banjir, tenggelam oleh air dan si pencuri tak bisa menyelamatkan diri. Ia melihat seekor landak raksasa memegangi kakinya. Air banjir itu akhirnya menjadi Sungai Landak.[1]

Pemanfaatan[sunting | sunting sumber]

Penduduk di sepanjang Sungai Landak memanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari, untuk sarana transportasi, lalu untuk sumberdaya perikanan baik secara tradisional dengan cara memancing atau menjala. Sungai Landak di Dusun Perbuah, Desa Merayuh, Kabupaten Landak mempunyai sebuah air terjun yang besar. Air Terjun tersebut bernama Air Terjun Melanggar yang digunakan untuk tempat wisata di Kabupaten Landak. Selain itu terdapat puluhan air terjun tersebar di anak sungainya. Dengan debit air Sungai Landak yang sangat besar, air terjun Melanggar berpotensi digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).


Referensi[sunting | sunting sumber]